A. KEANGGOTAAN
Pada dasarnya keanggotaan pengurus OSIS adalah hak setiap peserta didik kelas X, XI dan XII.
Tetapi karena peserta didik kelas XII mulai awal tahun sampai akhir tahun menghadapi ujian nasional, jian sekolah dan kesibukan untuk rencana melanjutkan ke perguruan tinggi, maka pengurus OSIS biasanya dijabat peserta didik kelas X dan XI. Adapun untuk keanggotaan Majeliis Perwakilan Kelas (MPK) dijabat oleh peserta didik kelas X, XI, dan XII. Tiap kelas diwakili oleh dua orang peserta didik terpilih.
B. ORGANISASI
Di dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Susunan Perwakilan Kelas, Pengurus dan Pembina OSIS memuat tiga komponen utama pelaku organisasi, yaitu sebagai berikut.
1. Majelis Perwakilan Kelas (MPK)
Masing-masing kelas mengirimkan dua nama/ 2 orang terbaik yang mampu menyampaikan aspirasi dari anggota di kelasnya. Tugas MPK menjadi media control dan aspirasi dari siswa agar membaik situasi di sekolah tersebut. Jika jumlah kelas (Rombongan Belajar 21 kelas, maka jumlah anggota MPK = 21 x 12 orang = 42 orang.
2. Pengurus OSIS
Pengurus OSIS terdiri dari pengurus inti dan pengurus seksi. Pengurus inti terdiri dari umum OSIS, wakil ketua 2, sekretaris umum, wakil sekretaris 1, wakil sekretaris 2, bendahara umum, dan wakil bendahara. Jumlah pengurus harian 8 orang.
Ada 8 (delapan) seksi sehingga jumlah pengurus seksi terdiri dari ketua, sekretaris, dan 3 (tiga) anggota. Jumlah seksi ada 8 seksi sehingga jumlah pengurus seksi = 8 x 5 orang = 40 orang.
Jumlah seluruh pengurus OSIS = 8 + 40 = 48 orang. Adapun 8 seksi tersebut adalah sebagai berikut.
- Seksi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Seksi kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Seksi pendahuluan bela Negara.
- Seksi kepribadian budi pekerti luhur.
- Seksi berorganisasi pendidikan politik dan kepemimpinan.
- Seksi keterampilan dan kewiraswastaan.
- Seksi kesegaran jasmani dan daya kreasi.
- Seksi persepsi, apresiasi, dan kreasi seni.
3. Pembina OSIS dan Pembina Seksi
Pembina OSIS terdiri atas ketua (kepala sekolah), ketua I (wakil kepala sekolah bidang kesiswaan), ketua II (guru), sekretaris OSIS (guru), bendahara OSIS (guru). Semua pembina seksi dijabat oleh guru.
C. PROGRAM KERJA SEKSI
Setiap seksi wajib membuat program kerja tahunan yang dibuat oleh ketua seksi, diketahui oleh ketua mum OSIS dan pembina seksi, dan disahkan oleh pembina OSIS dan kepala sekolah. Berikut adalah salah satu contoh format program kerja seksi ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
PROGRAM KERJA SEKSI
OSIS SMA NEGERI …….
SEKSI KETAQWAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
No. | Jenis Materi | Bentuk Kegiatan |
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. |
Agama Islam
Melaksanakan ibadah Memperingati hari besar agama Melaksanakan amaliyah-amaliyah agama Membina solidaritas dan toleransi intern antar umat beragama Mengadakan lomba-lomba yang bersifat keagamaan Kebersihan dan penertiban ruang secretariat dan masjid Menyelenggarakan kegiatan ilmiah, seni, dan olahraga dalam bidang kreativitas keagamaan Agama Kristen Melaksanakan persekutuan Peringatan hari besar Pengakraban atau pengeratan tali kasih antar SMA/SMK Peningkatan tali kasih terhadap sesame Kebersihan dan penertiban ruang persekutuan Acara perpisahan |
Sholat Dhuha, sholat Dzuhur, sholat Jumat
Idul Fitri/Halal Bi Halal, Idul Adha/ Qurban Infaq Jumat, ta’lim putra rutin, ta’lim putri rutin, diniyah bahasa arab, khidmat mushola, tahsin kajian muslimah, seminar/bedah buku, pesantren kilat, zakat fitrah, Idl Qurban Rapat rutin, mabit, jumpa muslim, jumpa muslimah, kajian OSIS dan ROHIS Lomba ceramah, lomba artikel islami, lomba kaligrafi Bulletin Al-Ilmu, perpustakaan mushola kebersihan masjid dan sekitarnya. Study club, tadabur alam ikhwan, tadabur alam akhwat, study banding Persekutuan Siswa Kristiani (ROHKRIS) Peringatan Natal Persekutuan gabungan Amal kasih Pembuatan madding, telaah Alkitab Pembuatan kenang-kenangan ROHKRIS, persekutuan perpisahan, pembuatan album ROHKRIS |
KEGIATAN EKTRA KURIKULER
A. PENDAHULUAN
Sekolah dalan rangka membekali dan mengembangkan potesi siswa melalui 3 kegiatan. 2 kegiatan inti. 1 kegiatan tambahan.
Penyelenggaraan pendidikan disekolah pada umumnya meliputi tiga kegiatan pendidikan yang bersifat intrakurikuler berupa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), kurikuler berupa tugas-tugas yang dikerjakan oeh peserta didik yang berkaitan dengan KBM dan kegiatan ekstrakurikuler.
KBM biasanya berupa kegiatan pelajaran teori dan praktik, wajib diikuti oleh setiap peserta didik. Kurikuler diikuti oleh peserta didik yang berkaitan dengan tugas-tugas mata pelajaran. Ekstra kurikuler adalah kegiatan yang wajib diikuti oleh peserta didik berdasrka bakat minat dan hobbynya yang masih ada pada diri siswa.
Pada dasarnya kegiatan belajar/ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pelajaran. Kegiatan dapat dilaksanakan disekolah atau diluar sekolah.
B. TUJUAN
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan sebagai berikut :
- Memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan pegetahuan dan teknologi yang telah dipelajari dari berbagai kegiatan dan mata pelajaran.
- Meningkatkan dan memantapkan ilmu pengetahuan peserta didik.
- Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan pribadi.
- Mengenal keterkaitan anatar mata pelajaran dengan kehidupan di masyarakat.
- Sebagai pengisi waktu luang untuk memupuk kreativitas dan latihan kepemimpinan peserta didik.
C. ASAS PELAKSANAN
- Diarahkan pada tujuan pembelajaran yang dapat dicapai.
- Bobot dan kesulitan kegiatan disesuaikan dengan tingkat pendidikan peserta didik.
- Sesuai dengan bakat,minat, dan kemampuan siswa
- Dialksanakan diluar jam pelajaran
D. JENIS-JENIS KEGIATAN EKTRAKURIKULER
- Bidang keolahragaan : Vollyball, sepak bola, sepak takraw, tenis meja, bulu tangkis, bela diri dan sebagainya.
- Bidang keagamaan : Baca Al-Qur’an,Iqro, latihan khutbah dan sebagainya
- Bidang kesenian : Seni Musik, seni tari, seni suara, latihan vocal, seni drama, teater dan sebagainya.
- Bidang lainnya : Pramuka, PMR, UKS, PKS, Koperasi Siswa, Wanagama, Karya Ilmiah dan sebagainya.
E. MANFAAT
Manfaat kegiatan bagi peserta didik adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan kemampuan berpikir, misalnya karya ilmiah remaja, penelitian dan sebagainya.
- Menjaga kesehatan fisik, misalnya sepak bola, bulutangkis, volley ball dan sebagainya
- Mengembangkan estetika, rasa keindahan dan keharmonisan, misalnya seni musik, seni suara, teater dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap percaya diri, misalnya wanagama, pecinta alam dan sebagainya.
- Melatih berkomunikasi, misalnya latihan berpidato, berkhutbah, dan sebagainya.
- Mengembangkan rasa solidaritas antar teman, misalnya membentuk tim solid, kompak dalam berolah raga dan sebagainya.
- Melatih kepemimpinan, misalnya pramuka dan sebagainya.
- Mengakui keagungan Tuhan dengan mempelajari kitab suci dan sebagainya.
F. MENINGKATKAN PRESTASI DAN CITRA SEKOLAH
Ada manfaat lain secara khusus dari pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terprogram artinya ada perencanaan, pelaksanaan, pengawasan evaluasi dan tindak lanjut yang dapat menigkatkan prestasi dan citra sekolah. Contoh konkrit misalnya sekolah menjuarai bola volley tingkat provinsi, vocal grup tingkat kabupaten. Dari contoh ini dapat ditarik manfaatnya bahwa prestasi dibidang olah raga dan kesenian sekolah itu bagus dan dikenal masyarakt yang berarti citra sekolah akan bagus pula.
MENTAL DISORDER
( PENYAKIT MENTAL DAN PERMASALAHANNYA)
Materi berikut ini menjelaskan mengenai perspektif mental positif yang muncul beberapa tahun ini di teori psikologi, laboratorium psikologi dan klinis. Dari banyaknya perspektif ini, diharapkan salah satunya menjadi metode standar yang digunakan untuk menentukan fungsi-fungsi positif dari mental manusia yang sehat. Sangat aneh memang, hingga saat ini belum ada metode standar untuk menentukan hal tersebut. Jumlah para teoritis yang menggunakan skala pengukuran untuk membuktikan teori mereka, pada sebagian besar justru berbeda dari keadaan yang nyata. Penelitian tersebut hanya menjadi alat saja.
Psikologi memiliki 3 misi yang berbeda, antara lain untuk merawat penyakit mental, untuk membuat kehidupan manusia lebih bermakna dan pemeliharaan bakat. Bidang psikologi atau bidang lainnya yang berkaitan dengan penyakit mental mulai memfokuskan pada perawatannya dan membangun sistem diagnostik untuk mengidentifikasi jenis-jenisnya. Panduan standar untuk itu adalah Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders (American Psychiatric Association, 1994). Panduan ini dapat membantu dalam menentukan jenis penyakit dan menemukan cara mengatasi gangguan.
Meskipun penggolongan penyakit pada DSM sangat membantu banyak orang, namun disana terdapat kekurangan karena penggolongan itu didasari oleh jenis penyakit (Disease Model) dan yang merupakan korban dari gangguan tersebut (Maddux, 2002; Seligman, 2002b).
Penyakit mental itu merupakan jenis penyakit yang disebabkan karena masalah psikologis sama seperti pandangan bidang kedokteran tentang sebuah penyakit. Disease Model merupakan sebuah penyakit mental yang berbeda dari normalitas yang bisa dikenali dengan gejala yang unik dan menyebabkan penyimpangan tertentu.
Banyak cara untuk mengetahui tentang penyakit mental yang berdasarkan disease model. Istilah yang biasa digunakan disease model-‘penyakit’ mental, mental yang ‘sehat’, pathogen dan psikopatologi. Tapi tidak ada satupun yang disamakan dengan penyakit. Sebuah bukti menyatakan bahwa depresi atau kecemasan bekerja seperti penyakit (Seligman, 2002b). Masalah-masalah psikologis secara umum berdasarkan pengalaman emosional manusia normal yang terkontrol. Masalah psikologis dianggap sebagai keadaan yang tidak efektif pada interaksi sosial manusia daripada suatu penyakit yang ada dalam diri manusia itu sendiri. (Maddux, 2002). Secara umum jenis penyakit sangat dangkal mengartikan masalah-masalah psikologis.
Sayangnya konsekuensi dari disease model merupakan ciptaan suatu mentalitas korban dari ahli yang menanganinya (Seligman, 2002b). Hanya karena seseorang menjadi korban dari kuman, virus dan hal lain yang menyebabkan penyakit tersebut muncul, bidang psikologi telah melihat manusia sebagai korban dari dorongan ketidaksadaran, kebutuhan dasar, keluarga atau lingkungan tempatnya berada. Dengan kata lain, manusia dilihat sebagai orang yang pasif dalam menanggapi lingkungan seperti ketidakharmonisan keluarga, yang dapat menyebabkan depresi serta kecemasan. Jika ahli dan psikoterapis memperlakukan pasien objek penderita atau korban, maka ada dua hal yang bisa terjadi, yaitu pertama, para ahli akan menanggapi pasien yang sudah tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan. Mereka memiliki tanggung jawab penuh untuk tritmen. Kedua, self-fulfilling prophecy mulai bekerja, dan pasien melihat diri mereka sebagai orang yang tak berdaya dan membiarkan diri mereka diterapi.
Selama pandangan tentang korban terus bertambah maka akan muncul lagi edisi-edisi terbaru DSM yang menjelaskan tentang tipe-tipe penyakit mental yang baru.
Sebab-sebab Penyakit Mental
1. Kepribadian yang lemah
2. Konfli-konflik sosial dan konflik-konflik kultural yang mempengaruhi diri manusia
3. Pemasakan batin dari pengalaman yang keliru, yaitu pencernaan pengalaman oleh diri si subyek yang salah.
Bentuk-bentuk Penyakit Mental
a. Psikopat
Adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan pengintegralan pribadi. Orang seperti ini tidak pernah bisa bertangung jawab secara moral dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum, karena sepanjang hayatnya orang yang bersangkutan hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.
b. Psikoneurosa
Adalah sekelompok reaksi psikis yang ditandai secara khas dengan unsur kecemasan dan secara tidak ditampilkan dengan penggunaan mekanisme pertahanan diri
Tugas Kelompok B.indonesia 2 ( CV atau Curriculum Vitae)
1. Dadang Hariyanto
2. Dian Reski
3. Sulaiman
Pengertian Curriculum Vitae (CV) dalam Bahasa Indonesia, yang mewakili berbagai kondisi dan situasi dari pelamar maupun penerima kerja. Semoga contoh CV ini dapat membantu Anda.
Daftar Riwayat Hidup
Contoh CV
Data Pribadi
Nama : Florentina Putri
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : : Probolinggo, 5 Agustus 1979
Kewarganegaraan : Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Tinggi, berat badan : 165 cm, 53 kg
Kesehatan : Sangat Baik
Agama : Islam
Alamat lengkap : : Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
Telepon, HP : 021 – 87903802, HP = 0817 9854 203
E-mail : : putri.flo@gmail.com
Pendidikan
» Formal
1985 – 1991 : SD Gajahmada, Probolinggo
1991 – 1994 : SMP Negeri 1, Probolinggo
1994 – 1997 : SMU Negeri 1, Probolinggo
1997 – 2001: Program Sarjana (S-1) Akuntansi Universitas Pancasila, Jakarta
» Non Formal
1998 – 1999 : Kursus Komputer dan Internet di Puskom Gilland Ganesha, Jakarta
1999 – 2002 : Kursus Bahasa Inggris di LBA Gilland Ganesha, Jakarta
2004 – 2004 : Kursus Pajak (Brevet A & B) di FAIUP, Jakarta
KemampuanKemampuan Akuntansi dan Administrasi (Journal Printing & Calculation, Ledger, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls, Project Data Updating, Teller, Salary Caldulation).
Sistem Perpajakan.
Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook).
Kemampuan Internet.
Pengalaman KerjaBekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, Cibinong
Periode: Agustus 2001 – November 2012
Status : Pegawai Tetap
Posisi : Staf Akuntansi dan Perpajakan
Uraian singkat pekerjaan :
Mengontrol persediaan dan pembelian peralatan kantor.
Turut membantu pembuatan laporan keuangan perusahaan
Mengatur jadwal pertemuan bisnis, pertemuan internal, dan perjalanan bisnis.
Melakukan surat-menyurat bisnis dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris (via internet maupun non internet).
Melakukan perhitungan pajak perusahaan
Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok.
Turut membantu pelatihan pegawai baru.
Cibinong, 23 November 2012
Tugas Kelompok B.indonesia 2 ( Kutipan )
1. Dadang Hariyanto
2. Dian Reski
3. Sulaiman
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Manfaat Kutipan
Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
Meningkatkan estetika penulisan.
Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
Cara Membuat Kutipan
Demi mempermudah dalam menulis karya tulis ilmiah disini akan menjelaskan 2 cara penggunaan kutipan.
Kutipan langsung dapat dilakukan dengan cara:
Dalam bentuk aslinya, tidak disingkat, tidak dipotong, dan tidak diterjemahkan;
Dalam bahasa aslinya, kemudian diterjemahkan atau aslinya dimasukkan dalam lampiran, dan terjemahannya dimasukkan dalam teks.
Kutipan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara:
Menggunakan kata-kata sendiri, akan tetapi pengertiannya tidak berbeda dengan ide/bahan/data orang lain yang dikutip;
Membuat tabel, peta, diagram dari data orang lain;
Menyusun bagan data orang lain;
Menyadur pendapat orang lain.
Contoh Kutipan
Kutipan Langsung
Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging), seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk membasminya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007).
Kutipan Tidak Langsung
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991).
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibiliy (CSR),muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan alam. Seiring dengan dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholder perusahaan maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Terdapat 3 pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab social:
1. pendekatan moral yaitu tindakan yang didasarkan pada prinsip kesatuan
2. pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakan moral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab
3. kebijakan bermanfaat adalah tanggung jawab sosial yang didasarkan pada nilai apa yang dilakukan perusahaan menghasilakn manfaat besar bagi pihak berkepentuingan secara adil.
Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan.Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), kustomer, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain sebagainya.
Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada kesepakatan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan yang terllibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja perusahaan tapi disisi lain dapat menjadi pengganggu karena setiap pihak mempunyai kriteria tanggung jawab yang berbeda yang disebabkan kepentingan yang berbeda pula.
Bisnis adalah fenomena sosial yang secara universal harus berpijak pada tata nilai yang berkembang di masyarakat yang mencakup:
1. peraturan peraturan yang dikembangkan oleh pemerintah atau asosiai yang berkaitan dengan jenis kegiatan bisnis atau nilai yang dibangun oleh perusahaan
2. kaidah-kaidah sosio kultural yang berkembang dimasyarakat
Dalam masalah kebijakan etis, organisasi akan mengalami pilihan sulit. Untuk kepentingan tersebut banyak organisasi memafaatkan pendekatan normatif yaitu pendekatan yang didasarkan pada norma dan nilai yang berkembang di masyarakat untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Terdapat 5 pendekatan yang relevan bagi orgaisasi.
1. Pendekatan individualisme
2. pendekatan moral
3. pendekatan manfaat
4. pendekatan keadilan
5. pendekatan sosio cultural
Dalam kegiatan pemasaran etika memicu munculnya konsep pemasaran berwawasan sosial. Membangun etika bisnis tindakan etis mencerminkan perilaku perusahaan dan membangu citra terdapat 3 dasar dalam membangun bisnis yaitu:
1. kesadaran dan pertimbangan etis
2. pemikiran etis
3. tindakan etis.
//
NO
|
Pandangan kelompok yang Pro terhadap CSR dari organisasi bisnis
|
NO
|
Pandangan kelompok yang kontra terhadap CSR dari organisasi bisnis
|
1
|
Kegiatan bisnis sering sekali menimbukan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya
|
1
|
Perusahaan tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang social dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan bertanngung jawab.
|
2
|
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat , oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat
|
2
|
Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungn masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat dan itu indikasi yang kurang baik secara social
|
3
|
Perusahaan biasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat
|
3
|
Akan banyak terdapat konflik kepentingan dari masyarakat jika perusahaan terlihat dalam aktivitas sosial
|
4
|
Perusahaan adalah partner lingkungan social kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya
|
4
|
Tujuan perusahaan bukan untuk motif social, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan
|
Rendah Tanggung Jawab Sosial Tinggi
|
//
//
Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
BAB II
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaatSaat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
- Intensitas permasalahan akan bertambah.
- Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.
- Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
- Masalah menganggu nama baik perusahaan.
- Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan.
- Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik.
- Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
//
Ilmu yang mengenai Etika Profesi Akuntansi Merupakan Etika yang mengenai suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan Etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Beberapa pengertian mengenai Etika diungkapkan oleh beberapa ahli antara lain Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Sedangkan Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”Dari asal usul kata, dan berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya dan dapat juga katakan Etika itu disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu, Pra Revolusi Industri , Masa Revolusi Industri tahun 1900, Tahun 1900 – 1930, Tahun 1930 – sekarang.
Dengan adanya Etika profesi akuntansi masyarakat dapat menyadari terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat bagi yang memerlukan. Dalam suatu kegiatan pasti ada yang membuat kesalahan dalam suatu pekerjaan, disini penulis mengambil kasus mengenai pemanipulasian laporan keuangan. pertama untuk pada kasus manipulasi laporan keuangan pada PT Kimia Farma Tbk disini perusahaan kimia farma ini berawal pada Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar yang harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.
Dan kasus kedua Manipulasi laporan keuangan PT KAI Dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Dan yang ketiga kasus pemanipulasian laporan keuangan pada Skandal Enron, Worldcom dan perusahaan-perusahaan besar di AS Worldcom terlibat rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS. Dalam pembukuannya Worldcom mengumumkan laba sebesar USD 3,8 milyar antara Januari 2001 dan Maret 2002. Hal itu bisa terjadi karena rekayasa akuntansi. Penipuan ini telah menenggelamkan kepercayaan investor terhadap korporasi AS dan menyebabkan harga saham dunia menurun serentak di akhir Juni 2002. Dalam perkembangannya, Scott Sullifan (CFO) dituduh telah melakukan tindakan kriminal di bidang keuangan dengan kemungkinan hukuman 10 tahun penjara. Pada saat itu, para investor memilih untuk menghentikan atau mengurangi aktivitasnya di bursa saham.
Dari ketiga kasus diatas ditarik kesimpulan bahwa setiap perilaku etis dan kepercayaan (trust) dapat mempengaruhi operasi perusahaan. emang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang. Dan Dampak Terhadap Profesi Akuntan Aktivitas manipulasi pencatatan laporan keungan yang dilakukan manajemen tidak terlepas dari bantuan akuntan. Akuntan yang melakukan hal tersebut memberikan informasi yang menyebabkan pemakai laporan keuangan tidak menerima informasi yang fair. Akuntan sudah melanggar etika porfesinya. Kejadian manipulasi pencatatan laporan keuangan yang menyebabkan dampak yang luas terhadap aktivitas bisnis yang tidak fair membuat pemerintah campur tangan untuk membuat aturan yang baru yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah adanya praktik-praktik yang akan melanggar etika oleh para akuntan publik. dan tindakan ketidaketisan Perilaku khususnya yang berkaitan dengan skandal keuangan berimbas pada menurunnya aktivitas dan kepercayaan investor terhadap bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga saham. Keunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. Maka Bagi yang melanggar dari kasus etika diatas untuk Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan criminal di bidang keuangan dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di Indonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek Para pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
//
Suatu gagasan yang tidak memiliki bobot relevansi dengan realitas, atau tidak menyentuh keterkaitan pemasalahan-pemasalahan kontemporer, kiranya sudah perlu diminimalisir atau bila perlu ditinggalkan. Demikian inti pendapat yang diungkapkan oleh Teori Heraty Noerhady, pada upacara Pengu-kuhan sebagai Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Jakarta.
Di dalam pidato yang berjudul “Dialog Filsafat Dengan Ilmu-ilmu Pengetahuan “ Suatu Pengantar Meta Metodologi. Di dalam pidato dimaksud, dikatakan :
“Berbicara tentang Filsafat tampaknya selalu cenderung bersikap “Apologik” karena menyangkut bidang ilmu yang mempunyai reputasi buruk. Di satu pihak dianggap kabur, mengawang dan tidak praktis, sedangkan di lain pihak menganggap diri menjadi sumber dan awal Filsafat di Yunani. Kedudukan dengan reputasi demikian pula memper-kuat anggapan bahwa Filsafat cenderung bermonolog dalam renungan spekulatif, lalu diragukan kemampuannya berdia-log dalam ilmu komputer. Bila membanggakan diri pada awal sejarah 2500 tahun yang lalu, didapatkan suara masa silam itu di bawah bencengkeraman dengan kebisingan dunia ilmu konterporer yang semarak dengan ledakan teknologi“.
Ada kesan bahwa Filsafat dianggap kabur, mengawang dan tidak praktis, sehingga diragukan kemampuannya berdialog dengan permasalahan-permasalahan kontemporer yang mana banyak mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk dunia perekonomian atau bisnis.
Penulis berusaha untuk menggambarkan bahwa sebenar-nya filsafat bukanlah ilmu yang tidak memiliki relevansi dengan ilmu-ilmu lain dan Filsafat tidak hanya mengawang-awang, namun filsafat justru memiliki wilayah kajian yang nyata dan realistis dan tidak lepas dari keterkaitan masalah-masalah prinsip kehidupan manusia. Sebagaimana kelaziman wilayah Filsafat dibedakan menurut tiga wilayah ; pertama adalah bidang yang mengkaji realita atau kenyataan dalam arti yang seluas-luasnya. Di dalam filsafat ada kenyataan secara ontology, metafisika. Kedua adalah etika dan estetika dan ketiga adalah wilayah-wilayah yang mencakup bidang pengeta-huan dan dikembalikan pada pertanyaan mendasar Immanuel Kant : “was kan ich wissen” apa yang dapat diketahui ?
Penulis akan mengaitkan dengan salah satu dari tiga di atas yakni ETIKA dengan salah satu aspek kehidupan manusia, dan dikembalikan pada pertanyaan Immanuel Kant lagi yaitu “Apa yang wajib dilakukan (Praketische Vernunft) yaitu kehidupan Ekonomi.
Pada akhir-akhir ini sangat dikenal dengan istilah bisnis. Sejauh mana peranan Filsafat mengaitkan diri, tidak hanya sekedar berdialog dengan realita sosial ekonomi yang ada, namun juga ikut serta menyumbangkan gagasan pemecahan permasalahan-permasalahan yang menyimpang di dalam dunia bisnis.
Sebagaimana halnya etika ekonomi telah menjadi pokok bahasan Filsafat sejak Aristoteles. Dalam The Nicomachean Etics, Aristoteles telah mengaitkan ekonomi dengan tujuan hidup manusia. Demikian pula dalam politic, ia mengaitkan ekonomi dengan etika dan politik. Bahkan Adam Smith Bapak ekonomi modern mengajukan ekonomi dalam masa kuliah “Filsafat Moral”.
Penulis hanya membatasi diri pada wilayah etika di dalam bisnis. Penulis merasa terpanggil untuk berpartisipasi di dalam menanggulangi penyimpangan-penyimpangan dari Etika Bisnis yang seharusnya sejalan dengan prinsip-prinsip Etika Bisnis Bangsa Indonesia yang mengakar pada sistem nilai masyarakat kita. Penyimpangan dari etika bisnis di atas seperti halnya : “gaya penipuan yang semakin canggih seperti Mark – Up, pemalsuan data, potong memotong, saling menjatuhkan, persaingan yang tidak sehat, uang sogok/ semir, kolusi pencair-an dana, pembocoran rahasia, export fiktif yang menghebohkan karena merugikan negara materiil maupun immatireiil.
Partisipasi dimaksud, tentunya dalam kapasitas terbatas, yakni sejauh mana Filsafat meliputi Etika bisnis di Indonesia di dalam Era Globalisasi. Membahas etika bisnis dengan tujuan mencari substansi etika bisnis yang langsung relevan dengan persoalan pembangunan Indonesia dan seterusnya. dalam rangka menumbuhkan kesadaran masyarakat dan bahkan untuk masukan bagi penyusunan kebijaksanaan (policy making) juga dicari bentuk hubungan antara suatu konsep tentang etika bisnis di Indonesia, efisiensi dan pertumbuhan usaha.
Etika bisnis yang akan menjadi sorotan utama dalam penulisan ini adalah etika bisnis yang berkaitan dengan dunia perbankan karena di dalam dunia perbankan ada unsur men-talitas, budaya dan pengaruh external lainnya.
Bisnis perbankan merupakan suatu aktivitas yang sarat dengan liku-liku hidup subyek pelaku bisnis yang terkait dalam dunia perbankan. Seperti halnya liku-liku hidup yang menggiring manusia sebagai sumber daya pengelolaan dan pengendali, namun pada saat-saat menghadapi bisnis yang semakin melanda secara global muncul perilaku-perilaku manusia dalam hal ini sebagai sumber daya yang diharapkan untuk menumbuh kembangkan dunia perbankan namun semakin cenderung ada peningkatan untuk tidak mempertahankan norma sehingga etika bisnispun luntur sehingga kebobolan bank sudah menjadi biasa. Akibatnya masyarakat luas semakin menipis kepercaya-annya (The Crisis of Confidence) terhadap dunia perbankan yang sebenarnya merupakan pusat dinamika denyut jantung roda perekonomian.
Bank sering disebut lembaga kepercayaan, terutama masyarakat yang mempercayai bank untuk menghimpun dana mereka dan selanjutnya disalurkan kembali ke dalam berbagai alternatif investasi. Berbeda dengan perusahaan lain, transaksi usaha bank senantiasa berkaitan dengan uang, karena memang komoditi usaha adalah uang.
Perlu diketahui bahwa proses pemberian rating (peringkat) dari suatu pemeringkat, contohnya Standard and Pore’s Rating Agency (S&P) di Australia, Moodys Investor Service Ltd. (AS) Capital Intelligence (Cyprus) dan dari dalam negeri PT. REFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Mereka melakukan evaluasi untuk mengetahui credit worthiness atau kredibilitas surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan. Yang dievaluasi itu, tidak hanya melihat bidang organisasi, manajemen, berdaya kerja, tapi yang sangat menentukan dan tidak kalah penting adalah “etika bisnis”.
Dalam rangka mengantisipasi globalisasi di bidang perdagangan dan industri, khususnya sektor perbankan, maka sudah jelas bahwa tidak hanya segi strategi kompetisi, organisa-si, teknologi, namun yang menyangkut sumber daya manusia dan etika bisnis yang tentunya bercirikan etika bisnis yang Pancasilais.
Penulis menampilkan Tokoh Filsafat Modern Immanuel Kant sebagai salah satu pisau analisis dan refleksi Filosofis. Pemikirannya banyak mengusik unsur mentalitas manusia di dalam berperilaku dalam era globalisasi yang semakin terbuka perelu kiranya menjaring nilai-nilai yang dianggap positif walaupun dari luar, dalam rangka menambah kekayaan, wawasan untuk berperilaku yang lebih baik.
Agar bangsa Indonesia dapat menjaring dengan Kompi-tator International, namun etika pancasila tetap diperta-hankan bahkan diusahakan sebagai tuan rumah yang mampu mewarnai atau lokomotip perekonomian nasional kita.
Di dalam partisipasi ini di harapkan ada sumbangan walaupun kecil bagi sebutir pasir di dalam bangunan raksasa, namun bisa dijadikan pegangan bagi pelaku-pelaku bisnis khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka menghadapi Era Globalisasi AFTA, Putaran URUGAY dan APEC yang sedang berlagsung dewasa ini.
Menyentuh perilaku yang mulai salah arah, tidak bisa dilakukan dalam satu penulisan gagasan yag dipublikasikan, namun ii merupakan usaha untuk mengungkapkan persoalan-persoalan yang dihadapi dan kemudian mencoba merumuskan cara memperbaikinya selanjutnya, rumusan akan digunakan untuk bahan kampanye yang akan dilakukan secara terus menerus kepada seluruh lapisan pengusaha.
Etika bisnis cukup memadai setiap dunia usaha termasuk etika bisnis perbankan. Hanya saja dalamrealitas kongkrit-operasional kita ketemukan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis diatas sering tidak berjalan sebagaimana mestinya. Timbul pertanyaan apa yang menyebabkan praktek bisnis tidak berjalan sesuai dengan apa yang digariskan dalam prinsip-prinsip etika bisnis diatas.
Inilah yang akan dianalisis oleh penulis tentang kemungkinkan adanya pengaruh internal maupun eksternal pada diri manusia terutama pengaruh globalisasi.
Tinjauan penulisan bersifat komprehensif, karena pemicu ini terkait banyak pihak,seperti halnya pelaku bisnis sendiri, tetapi ada birokrasi, politik dan lain sebagainya. Sebab itu persoalan etika bisnis memang harus yang menjadi pertama untuk dituntaskan. Tetapi penuntasan masalah etika bisnis,akan tidak berjalan efektif seandainya di bidang lainnya seperti etika profesi akuntan dan lainnya, juga tidak ditegakkan. Pendeknya semua etika yang ada dan berlaku dalam kehidupan mama-syarakat harus dituntaskan karena semuanya saling berkaitan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana relevansi etika perbankan dalam sistem etika professional di Indonesia, melihat prinsip-prinsip etika perbankan yang tidak berjalan sesuai praktek etikabisnis yang semestinya.
2. Sejauh mana etika bisnis di Indonesia dapat di realisasikan, sehingga mampu menjadi lokomotif di Indonesia dalam rangka menghadapi nilai-nilai yang membonceng dari setiap gerakan atau aktivitas bisnisu yang tidak kenal batas, terutamam dari akses perdagangan bebas yang dapat dilihatpada tujuan perjanjian-perjanjian yang ada didalam perjanjian internasional termasuk kesejahteraan WTO, lebih kusus lagi tujuan AFTA, APEC, PUTARAN URUGAY, Declarasi Bogor dan lain sebagainya.
3. sejauh mana pandangan moral dan etika Immanuel Kant dapat dijadikan bahan renungan dan pertimbangan dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku bisnis perbankan.
C. Tujuan Penulisan
1. Penulisan ini dilakukan dengan tujuan memahami relevansi etika bisnis di dalam etika professional di Indonesia, sehingga dapat diperoleh substansi etika bisnis yang langsung relevan dengan persoalan pembangunan idonesia
2. Bertujuan untuk mengupayakan agar pelaku bisnis dunia perbankan dan yang terkait benar-benar merealisasikan pedoman prinsip-prinsip etika perbankan agar kepercayaan segenap lapisan masyarakat pada umumnya dan para nasabah pada khususnya tidak mengalami krisis kepercayaan, mengingat kepercayaan merupakan modal utama didalam dunia bisnis.
D. Kegunaan Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan mempunyai Kegunaan baik dari segi praktis, maupun akademis. Dari segi praktis hasil penulisan ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pembentukan landasan etika bisnis, hukum praktisi hukum, penguasa, para pelaku bisnis, dan pihak-pihak yang terkait.
Dari segi akademis, hasil penulisan ini diharapkan berguna dalam pengembangkan ilmu filsafat pada umumnya dan perkembangan bidang etika bisnis pada khususnya. Untuk mempertajam hal-hal yang diteliti, maka dikumpulkan bahan filsafat yang mengarah kepada, etika professional dan disusun secara sistematis sehingga membentuk Kerangka teoritis dan konseptual.
E. Kerangka Teoritis dan Konsepsional
Tulisan sini berkaitan erat dengan filsafat manusia, khususnya filsafat tentang tindakan manusia (Etika).manusia menjadi sorotan pembahasan, karena manusia dipandang sebagai subyek. Batu bukanlah subyek,artinya tidak dapat mengambil tempat, tidak menentukan dirinya mempunyai kesamaan sifat dengan subyek.pohon bertumbuh, membangun dirinya, menghi-sap makanan dan udara, tetapi pohon tidak menentukan dirinya, tidak dapat mengambil sikap.hewan lebih menentukan dirinya dari pohon. Ada hewan yang mempunyai intelegensi. Hewan dapat ke sana sini, dapat berpindah, dapat menjauhi yang tidak disenanginya dan sebagainya. Jadi hewan sedikit banyak mengambil sikap, menentukan dirinya. Namun hewan bukan subyek, baru lebih merupakan bayangan dari subyek. Mengapa ? Hewan tidak dapat berdiri dengan pendirianya. Karena kerbau tidak ada kegiatannya untuk mengadakan rapat atau musya-warah, lobby untuk mengambil tindakan untuk berontak menutut hak-haknya. Hewan dapat bermusuhan, tetapi tidak dapat memfitnah, tidak dapat bermuka dua, tidak dapat mengadakan rencana pembunuhan massal, tidak dapat menipu, memalsukan sesuatu demi keberhasilan tujuannya, tidak dapat memeras atau menggunakan alat konfesioal Apalagi alat canggih demi kebutuhan ekonominya.jadi hewan bagaimanapun lincahnya tetap tidak dapat menghadapi pendirian,tetapi hanya dapat berhadapan dengan cara berdiri yang tertentu. Atau dengan kata lain binatang tidak memiliki dirinya sendiri dan di luar dirinya sebagaimana manusia. Oleh karena itu, penulisan di sini banyak menganalisa manusia sebagai person atau pribadi rohani-jasmamni. Manusia yang memiliki dinamika untuk menghadapi dirinya dari diri lain dan alam maupun Pencipta alam semesta dimana ia bereksistensi.
Manusia adalah subyek inti dari suatu aktivitas bisnis. Seperti halnya yang digambarkan oleh Winarto direktur Utama Bank BNI-46, bahwa :
“Rapuhnya sendi-sendi perbankan memang berasal dari ulah para bankirnya. Untuk itu, Winarto Soemarto, selalu menekankan bahwa kunci utama keberhasilan bank pertama adalah Pertama Manusia, kedua Manusia dan ketiga Manusia yang tercermin dalam manajemen yang solid”.
Demikian juga yang ditentukan oleh Immanuel kant bahwa hanya manusialah tujuan pada dirinya, dan bukan semata-mata alat atau sarana yang boleh diperlakukan sewenang-sewenang, disinilah ImmanuelKant meletakkan manusia sebagai dasar dan sekaligus tujuan.
Immanuel Kant menekankan pentingnya motivasi, kema-juan baikj dan watak yang kuat daripada pelaku, terlepas dari akibat yang timbul dari para pelaku itu. Atau sebagaimana dikatakan oleh Immanuel Kant(1734-1804) Kemauan baik harus selalu dinilai paling pertamam menjadi kondisi dari segalanya.
Demikian Immanuel Kany menyoroti manusia melalui etika Deontologinya, memang Disini manusia menjadi surutan karena manusia sangat sukar ditebak Apalagi menyangkut mentalitasnya. Dipastikan kelakukannya karena adanya faktor internal yang berkaitan dengan mentalitas manusia, juga faktor eksternal yang melalui budaya “etos”. Itulah sebabnya perilaku manusia tidak dapat diprediksi karena faktor yang mempe-ngaruhinya tidak hanya faktor-faktor dari luar namun juga ada unsur yang bergemuruh yang sangat berpengaruh dari bagian dalam.
“ciri yang ada pada manusia itu tidak perlu kita heran karena memang itu merupakan akibat yang wajar dari struktur khas manusia. Karena mausia itu tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan dalam waktu dan ruang yang kita sebut manusia kongkrit, maka dalam perkembanganya manusia memang tidak mungkin melepaskan diri dari dunia, baik dunia manusia maupun dunia yang bukan manusia. Memang benar, bahwa manusia itu sesuatu didunia”.
Manusia inilah yang tidak lepas dari kebutuhan sesuai dengan hakekatnya yaitu kebutuhan kejasmanian dan kerohanian, manusia butuh makan, minum, tidur, bergaul, bermain, beribadah dan lain sebagainya.hanya saja melakui proses kehidupan manusia tersebut di atas, cara dan tujuan tentunya tidakseperti hal makhluk-makhluklainnya (hewandan tumbuh-tumbuhan), tetapi ada pranata-pranata sosial, ada rambu-rambu jalan demi ketertiban dan kelancaran dalam rangka pencapaian tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Walaupun penulis telah memaparkan focus penulisan adalah manusia secara material tetapi dari aspek tinjauan formalnya adalah perilakunya yang berkaitannya moral dan etika manusia. Sebagai fokus bahasan di dalam peulisan ini tentang etika bisnis Perbankan di Indonesia dalam era globalisasi. Sebagai gambaran yang dimaksud Etika Bisnis adalah :
“Pada dasarnya Penerapan dari prinsip etika pada umumnya, yang sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Bisnis Jepang misalnya, akan sagat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat Jepang. Demikian pula prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat erat terkait dengan sistem nilai masyarakat kita”.
Sebagai gambaran letak etika bisnis yang akan dibahas didalam sistematika etika. Kalau etika umum Berbicara mengenai dasar bagaimana manusia bertindak secaraetos, bagaimana manusia mengambil keputusan etis dapat digolongkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori. Maka dasar dalam bidang kehidupan khusus.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial Berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia. Di dalam etika sosial ada etika keluarga, etika profesi, etika politik, etika lingkungan hidup, krtitik ideologi dan sikap terhadap sesama. Letak etika bisnis ada dalam ruang lingkup etika profesi. Di dalam etika profesio ini ada etika biomedis, hukum, ilmu pengetahuan dan lain-lain (lihat bagan).
Adapun yang perlu diutarakan bila kita bicara tentang etika bisnis maka kita langsung berhadapan dengan dua anggapan yang sangat umum dalam masyarakat, yaitu: pertama :ialah bahwa orang bisnis yang berperang pada etika bisnis akan merugi dan tidak berhasil dalam bisnisnya. Dipandang rendah karena disamakan denganegoisme dan mata duitan. Pedagang suka seimbang dengan pembayaran kita. Jadi ada anggapan bahwa orang yang mengadakan penambahan kekayaan material sebagai tujuan pekerjaannya dianggap rendah etis. Prasangka kedua banyak ditemukan dikalangan orang bisnis sendiri yaitu bahwa orang bisnis mesti merugi kalau ia memperhatikan tuntutan etika.
Sebelum membahas lebih jauh, maka perlu diperjelas pengertian etika dan moralitas. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secarabaik sebagai manusia. Sistemnilai ini terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wajangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar benar-benar menjadi manusia yang baik.
Adapun etika adalah Cabang filsafat yang Berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. Etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai dan moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu.
Dapat dikatakan bahwa moralitas adalah petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana kita harus Hidup sedangkan etika adalah perwujudan dan pengejawatan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu.
Etika bisnis memiliki tujuan 1). Agar orang-orang bisns sadar tentang dimensi etis, 2). Belajar bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik etis maupun ekonomis, dan 3). Bagaimana pertimbagan etis dimasukkan kedalam kebijakan perusahaan.
Harapan kita semua memang manusia idealya berperilaku terutama didalam bisnis tetapi nampaknya, justru penyimpanan itu tidak bisa lenyap bahkan semakin menjadi dan berkembang canggih sejalan Dengan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang jelas penyimpanga dari etika bisnis merugikan kemanusiaan dan merendahkan martabatnya sediri. Entah karena apa, ia mementingkan diri sendiri saja tanpa menghiraukan tugasnya bersama Dengan manusia-manusia lain, ia tidak menghiraukan tugasnya.
Kegiatan atau tingkah laku buruk merupakan problem tersendiri bagi filsafat. Bagaimana sulitnya problem ini, akan tetapi terang ada manusia yang tahu akan baik, namun memilih yang jahat, yaitu kebaikan yang baik itu. Ada yang mengibaratkan bahwa kejahatan itusemacam bisul. Bisu jangan diiris, hendaknya dipencet, supaya keluar nanahnya. Cara menyembuhkan kejahatannya juga harus melalui kemanusiaa, Dengan keinsyafan serta bimbingan, supaya ini sebetulnya merupakan tugas pendidikan yang istimewa, berat tetapi mulia.
Pada dasarnya manusia menurut Hsutzu, adalah baik, hanya kurang pendidikan, pengarahan dan semacamnya.
Tulisan ini menjelaskan perkembagan etika bisnis pada perbankan, juga pengaruh isme-isme terutama pengaruh-pengaruh yang dihembuskan melalui kecanggihan teknologi komunikasi informasi dan trasportasi di dalam era globalisasi. Aliran etika tersebut yang dapat dimungkinkan mempengaruhi pola piker dan perilaku para pelaku bisnis, atau pelaku ekonomi di Indonesia, seperti halnya ; paham materialisme, hedonisme, utilitarisme dan sebagainya. Pengaruh-pengaruh isme tersebut menjadikan manusia lambat merubah perilaku yang tidak hanya melanggar etika bisnis tetapi benar-benar telah tidak menghargai kemanusiaan bahkan melanggar hukum.
Etika bisnis ingin menjamin bahwa dalam bisnis orang-orag yang bukan orang-orang bisnis, tetap juga manusia, berlaku sesuai Dengan martabat mereka sebagai manusia. Karenanya, yang bertentangan Dengan etika bisnis, tercakup sebagai peruatan persaingan curang yang dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum.
Suatu perbuatan melawan hukum tidak hanya erupakan perbuatan yang bertentangan Dengan undang-undang, tetapi juga merupakan perbuatan yang bertentangan Dengan hak orang lain atau pertentangan Dengan kewajiban hukum si pelaku, atau bertentangan Dengan kesusilaan dan sikap inti-inti yang dituntut dalam pergaulan masyarakat.
Jadi sekalipun seseorang (atau suatu badan hukum) tidak melanggar undang-undang, atau melanggar hak orang lain, atau tidak bersikap bertentangan Dengan kebiasaan, akann tetapi apabila ia tidak cukup menunjukkan sikap hati-hati dan tenggang rasa terhadap kepentingan orang lain didalam masyarakat, maka ia telah dianggap bertentangan Dengan kesusilaan dan bersalah melakukan perbuatan melawan hukum.
Tentang perbuatan curang dibidang bisis putusan Hoge Road dalam perkara Cohen lawan lindebaum pada Tahun 1919 telah menentukan bahwa kontrak yang berisi ketentuan. Untuk mengungkapkan rahasia-rahasia dagang majikan lindebaum kepada saingannya, merupakan perbuatan yang bertentangan Dengan kesusilaan.
Walaupun sudah cukup dipahami oleh para pelaku bisnis bahwa tujuan bisnis ; untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs & wants) manusia, memperoleh keutungan. Dalam pada itu, bisnis yang baik selalu mempunyai misi tertentu yang luhur dan tidak sekedar mencari keuntungan untuk kesejahteraan masyarakat, walaupun banyak resiko, dan salah satu resikonya adalah persaingan. Tetapi pemahaman diatas kadang masih banyak penyimpangan-penyimpangan terutama para pelaku bisnis pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya benar-benar berada di tengah pengaruh globalisasi dan maraknya arus informasi, industri, modernisasi dan urbanisasi telah turut mempengaruhi pelaku ekonomi.
Sehingga perkembangan dan penanggulangan etika di Indonesia perlu digalakkan, kita bangga karena kita memiliki seperangkat nilai dasar bersumbu akal budi, pandangan dan pikiran bangsa Indonesia sendiri yaitu moralitas Ekonomi Pancasia. Dasar pandangan ini tidak hanya tenggelam dalam pandangan yang berat sebelah seperti halnya moralitas teori ekonomi Adam Smith yaitu bercirikan kebebasa (liberalisme), dan juga tidak sama dengan teori ekonomi Karl Marx yang ditaktor mayoritas kaum “proletar”, gambaran politik ekonomi.
Dalam mengembangkan etika bisnis di Indonesiakita harus memperhatikan kaidah-kaidah lainnya. Seperti etika traditional atau yang tumbuh dari akal budaya Indonesia dan nilai-nilai dari luar yang tentunya kaidah-kaidah yang tidak bertentangan Dengan ekonomi Pancasila, yang mana setiap kegiatan ekonomi tidak dapat lepas dari nilai dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial.
Pengembanga dan penaggulangan etika bisnis, emang tidak hany merupakan sanksi-sanksi keras dan kaku tetapi yang pelu sentuhan juga yang lebih dalam lagi.
Penyimpangan maupun pelanggaran terhadap norma-norma yang ditunjukan tinggi didalam dunia perdagangan dan perbankan diakibatkan oleh factor mentalitas yang rusak. Karena tindakan mereka tidak disadari moralias yang benar-benar lepas dari kecenderungan spontan atau selera pribadi, bukan atas dasar demi kewajiban semata-mata. Kehendal baik adalah sesuatu yang baik pada dirinya (baik ansich). Berbeda Dengan tindakan yang hanya sesuai Dengan hukum, yang memiliki cirri adanya maksud-maksud kepentingan sendiri, pertimbangan untung-rugi (imperatif kategoris immanel Kant).
Karena etika bisnis bisa berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis. Perlu ada sentuhan hati/batiniah karena etika menyangkut hati nurani pengusaha untuk membedakan antara apa yang baik dan apa yang buruk, serta menetapkan nilai-nilai yang patut dianut dan patut dikejar.
Pembinaan mental manusia untuk mengenal batas-batas hak dan kewajiban seseorang didalam dunia bisnis. Agar batas-batas dan hak maupun kewajiban jelas maka diperluka juga ketegasan pengaturan bersama melalui sistem hukum.
F. Metodologi
Agar supaya suatu penulisan yang disaring dari suatu penelitian, maka perlu kiranya ada pedoman. Pedoman ini dapat dikatakan Metodologi, tentang cara-cara seseorang ilmuan mempelajari, menganalisis dan memahami lingkungan-lingkung-an yang dihadapinya.
Metodologi juga dapat ditetapkan didalam kajian filsafat. Hanya saja filsafat adalah kegiatan refleksif. Filsafat itu memang juga kegiatan akal budi, tetapi dari kegiatan rasional umum tadi. Yang direfleksikan adalah pada prinsipnya apa saja tanpa terbatas pada bidang atau tema tertentu. Jadi termasuk filsafat itu memperoleh kebenaran yang mendasar, menemukan makna, dan inti segala inti. Oleh karena itu filsafat merupakan ekspilisitasi manusia. Meliputi hakekat realitas yang ada dalam kehidupan manusia. Yakni, meliputi hakekat manusia itu sendiri, hakekat semesta, bahkan hakekat Tuhan, baik menurut segi structural, maupun menurut segi normatifnya.
1. Metode Pendekatan
Untuk memperoleh jalan pemecaha fundamental suatu masalah, maka perlu ada penyelidikan konsepsi filosofis, maka pelru ada penyelidikan konsepsi filosofis (pandangan hidup) yang secara factual tersembunyi didalam peristiwa, atau keadaan dan situasi, atau fenomena yang merupakan masalah itu. Terutama diperhatikan sikap pilihan, dan penilaian orang, sejauh diungkapkan atau diperlihatkan dalam tingkah lakunya (pendapat umum).
Pandangan hidup yang mendasari keadaan mereka dievaluasi secara kritis, atau dibandingkan Dengan pengalaman orang umum, atau diteliti konferensi intern dan filsafat tersembunyi itu.
2. Spesifikasi Penelitian
Didalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengum-pulkan data-data masalah yang menjadi obyek-obyek penelitian. Pengumpulan itu belum berupa refleksi filosofis, melainkan menyediakan bahan mentah bagai penelitian filosofis, maka diberikan deskripsi status masalah.
Mengenai data-data kemudian diadakan analisis filosofis, dan refleksi itu dipergunakan semua unsure metodis umum, seperti berlaku bagai setiap filsafat. Seperti halnya “interpretasi”, penulis berusaha menerobos data-data peristiwa untuk menang-kap filsafat tersembnyi didalamnya, yaitu struktur-struktur hakiki dan norma-norma dasar yang berperan.
Kemudian atas dasa pemahaman itu ia memberikan evaluasi kritis dan menyajikan filsafat alternatif yang lebih lengkap dan sesuai. Data tersebut di atas dikumpulkan dan di sistimatuisasikan, kemudian di identifikasikan kategorik-kategori yang merupakan konkritisasi dan pengkhususan struktur dan umum dan norma-norma dasar dalam hakekat manusia (induksi).
Struktur-struktur dan norma-norma yang diidentifikasi, dilihat dalam rangka keseluruhan hakikat manusia, Dengan dunia dan Dengan Tuhan.
Disamping itu penulis berusaha melihat etika bisnis itu ditempatkan dalam konteks histories, bagaimana muncul dan berkembang. Namun yang ditekankan bukanlah data-data histories saja, sebab itu masih bagian data-data faktua. Yang diselidiki adalah pengaruh pandangan-pandangan orang yang terlibat. Dengan demikian konsepsi aktuial dalam situasi atau masalah akan menjadi lebih jeas.
Didalam penulisan ini diusahakan adanya penggambaran relevansi etika bisnis dalam sistem filsafata ekonomi, oleh karena itu, penelitian bersifat deskriptif analitis dan induktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sifat atau karakteristik suatu gejala yang ada dalam masyarakat. Kemudian suatu gejala yag ada dalam masyarakat. Kemudian dari peristiwa tersebut ditarik kesimpulan-kesimpulan khusus untuk mencapai kesimpulan umum melalui proses abstraksi terhadap kernyaaan.
3. Metode Pengumpulan Data.
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah :
a. Studi kepustakaan
b. Studi dokumenter
c. Wawancara
Studi kepustakaan, terutama diarahkan guna mengetahui hasil-hasil pemikiran para ahli yang ada kaitannya Dengan permasalahan yang menjadi tujuan penulisan. Hasil-hasil pemikiran tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk-bentuk buku-buku ilmiah, majalah serta tulisan ilmiah yang ada dimas media atau di surat-surat kabar.
Studi dokumentasi dilakukan Dengan cara mengadakan pembahasan terhadap dokumen, arsip-arsip serta hasil penelitian yang ada hubungannya Dengan permasalahan, terutama Majalah Info Bank Nomor Izin SIKPP No. 175 / MENPEN/ SIUPP/ DI/1986 ANGGOTA SPS. ISSN 01226-4915 akan ditelusuri mulai dari edisi nomor 1 sampai penerbitan sedang berjalan.
Wawancara-wawancaranya walaupun sebenarnya seorang filsuf tidak dilatih untuk mewngadakan pengumpulan data-data secara empiris, atau Dengan kata lain hanya mengangkat hasil penelitian para ahli-ahli sosiologi dan antropologi menjad bahan mentah untuk dikaji secara filosofis. Amun demikian peulis berusaha untuk mengadakan wawancara terarah kepada para paar ekonomi dan sosiolog, pengusaha terkemuka, politikus, pejabat bank dan tokoh-tokoh yang ada kaitannya Dengan permasalahan yang diselidiki. Metode ini dilaksanakan untuk diadakan refleksi menurut unsure-unsur metodis filosofis yang sesuai.
4.Metode Analisa Data
Pada tahap ini data diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil mengumpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab permasalahan.
Metode analisis data menggunakan metode analisis normative Dengan pertimbagan bahwa pendekatan dalam penulisan lebih menitik beratkan dalam penulisan filosofis normative, pada pengujia data yang berkaitan Dengan teliti dianalisa secara filosfis, dan dalam refleksi itu dipergunakan semua unsure metodis umum, seagaimana yang berlaku bagi setiap penelitian suatu obyek secara filoofis. Mengingat luasnya analisa secata filosofis, maka penulis memilih seorang tokoh filosof yang hidup dan berkarya pada awal abad modern yakni Immanuel Kant. Tokoh ini banyak menulis tentang etika, terutama pandangannya tentang imperatif kategoris.
Diposkan oleh http//:Sosiologi Hukum.
//
1. Pengendalian Diri
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
3. Mempertahankan Jati Diri
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
10. Memelihara Kesepakatan
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
//